Mengenal Macam-macam Ukuran Kertas

Posted on Minggu, 17 Oktober 2010 by Unknown

Pada postingan sebelumnya sudah dijelaskan macam-macam jenis kertas yang biasa digunakan untuk membuat sebuah media publikasi. Mungkin masih ada yang bingung ukuran A4 itu seperti apa, lalu F4 itu seperti apa. Nam kali ini aku ingin sedikit menggambarkan macam-macam ukuran kertas untuk lebih mempermudah teman-teman dalam membayangkan dan mendesain media publikasi yang akan dibuat.


Yang pertama adalah kerjas jenis A

Lalu ada juga ukuran jenis B

Kemudian untuk ukuran jenis C

Selain tiga jenis ukuran diatas ada juga ukuran jenis ANSI (untuk yg satu ini saya sendiri mash kurang th)

Nah selain gambar perbandingan macam-macam ukuran kertas, kita juga perlu tahu ukuran milimeter dari masing-masing jenis kertas.

Oke mungkin itu dulu, dan semoga membantu teman-teman dalam mendesain.

Baca Lanjutannya »»

Mengenal Ukuran Majalah, Brosur, Undangan dan Media cetak

Posted on Sabtu, 09 Oktober 2010 by Unknown

Pada kebanyakan masyarakat umum yang biasanya suka membaca, melihat, bahkan menyimpan buku, brosur dan majalah ataupun koran sering mengabaikan hal-hal sepele yang mengarah pada masalah sebuah ukuran bentuk sebuah buku, majalah, brosur, poster dll.
Adakalanya di suatu instansi, sekolah-sekolah, universitas yang ingin membuat sebuah profil katalog atau majalah siswa dan brosur, tidak tahu seluk beluk ukuran kertas yang sebenarnya untuk disesuaikan dengan media percetakan dan desain grafis.
Sangat penting memperhatikan jenis kertas dan ukuran standar pembuatan Brosur, Majalah, Poster, Buku Kenangan, Lefleat, Undangan dll.

  • BROSUR : membuat brosur bentuk ukuran kertasnya ada beberapa pilihan yaitu A4, F4, Letter dan Custom. Hal ini sangat di anjurkan daripada memakai ukuran seenaknya sendiri karena ketentuan ukuran tersebut sudah dikondisikan dengan ukuran kertas plano (kertas ukuran besar sebelum dipotong-potong menjadi bagian tertentu, biasanya dijual khusus untuk distributor dan penjual grosir kertas), jadi sangat pas dan tidak berlebih yang bisa mengakibatkan terjadi pembengkakan biaya.
  • MAJALAH : membuat majalah sangat bervariasi ukurannya pada umumnya standar ukurannya adalah A4, Letter dan B5. atau F4
  • JURNAL : sering di pakai oleh universitas2 swasta dan negeri, maupun yang lainnya. ukurannya yang dipakai B5.
  • BULLETIN : sangat ideal untuk ukuran F4, atau A4
  • UNDANGAN : tidak ada ukuran yang diharuskan dan biasanya format ukurannya menyesuaikan dengan ukuran F4 misalnya 21,5 cm x 16,5 cm atau bisa juga 16,5 cm x 16,5 cm
  • TABLOID : ukuran umum 29 cm x 42cm sedangkan jumlah halamannya bisa dimulai dari 12, 18, 24, 32, 40, 64, yang penting kelipatan 4.
  • KORAN : pada umumnya juga sama dengan koran-koran yang ada di indonesia (kompas, jawa pos, jakarta pos, bali pos dll) tidak kurang dan tidak lebih pada kisaran ukuran 33,5cm x 55cm.
  • KOP SURAT : bisa pakai ukuran Folio (F4) atau Kwarto (A4)
  • NOTA : Standarnya mengacu pada ukuran folio kertas, tinggal mau dibuat ukuran berapa, bisa setengah folio, seperempat, atau sepertiga, menyesuaikan saja dengan kebutuhan jenis usahanya.
  • SERTIFIKAT / PIAGAM : pilihannya bisa Folio atau A4
  • IJAZAH : Yang sering digunakan adalah ukuran Folio dengan bahan kertas concord, linen, kinstrik, atau hammer.

Ukuran F4 (bahasa english) atau disebut Folio (versi indonesia) adalah 21,5cm x 33cm.
Ukuran A4 atau kwarto adalah 21cm x 29,7cm.
Ukuran B5 yaitu 17,6 cm x 25 cm.

sumber : http://www.adiguna.com/

Baca Lanjutannya »»

Selamat jalan ayah.....

Posted on Senin, 01 Maret 2010 by Unknown

Hari ini adalah 12 hari menjelang 40 hari berpulangnya ayahku tercinta. Ayah adalah sosok lelaki yang sangat mencintai keluarganya. Dia selalu menomor satukan kebutuhan kami dibandingkan kebutuhannya sendiri. Dia tak pernah mengeluh memakai handphone seadanya, sedangkan kami anak-anaknya memakai yang jauh lebih baik. Dia tak mengeluh ketika dirumah tak ada makanan. Dia akan berinisiatif untuk membuat lauk sendiri.
Sepangjang hidupnya di selalu menyuruh kami anak-anaknya untuk rajin menuntut ilmu, karena hanya itu saja yang dapat beliau berikan dan wariskan pada kami. Beliau tak pernah segan-segan mengeluarkan uang untuk masalah pendidikanku dan adikku. Bahkan pada sore hari sebelum dia berpulang, dia masih sempat memberikanku uang 705.000 untuk membayar biaya kuliah. Ayah adalah lelaki pekerja keras, kreatif, dan pantang menyerah. Dialah ayahku, sosok lelaki sederhana yang paling kusayangi.

Mungkin inilah cobaan yang terberat, kehilangan satu sosok yang selama ini selalu ada di samping kita, menjadi saksi tumbuhnya kita hingga kini. Hingga saat ini, terkadang aku masih merasa jika ayah masih hidup..., dia hanya sedang pergi dan akan pulang. AKu sangat merindukan senyumnya, canda tawanya, dan waktu-waktuku berdiskusi dengannya ketika melihat berita di tv. Tapi aku sadar aku harus ikhlas.., haru menerima kenyataan jika dia telah pergi terlebih dahulu untuk menghadap Sang Ilahi.

Aku merasa teramat banyak dosa yang telah kuperbuat pada ayah. Sering kali aku tak langsung melakukan apa yang di minta dan perintahkan padamu. Dan aku tak sempat meminta maaf ketika dia sehat. Aku hanya bisa membisikkan kata maaf itu di telinganya, di sebuah ruang isolasi dengan selang oksigen di mulutnya dan nafas yang naik turun. Saat dia koma dan tak sadar. Tapi aku yakin dia mendengar permintaan maafku, yah..., ayah pasti mendengarnya. Meski dalam keadaan tak berdaya, ayah masih terlihat kuat dan tampan. Raut mukanya menunjukkan kepribadianya yang tegas, namun lembut dan penyayang.

Waktu itu jam menunjukkan kurang lebih pukul 4, saat adzan subuh berkumandang, memperdengarkannya untuk terakhir kalinya bagi ayah. Saat adzan mulai berkumandang, nafas ayah pelan. dan semakin mendekati akhir adzna, nafasnya semakin pelan dan pelan. Seakan-akan menuntun ayah. Kami, aku dan ibu terus membisikkan kata Allah di telinganya, disetiap helaan nafasnya yang makin pelan. Dan ketika adzan akan berakhir, nafas ayah pun tak terdengar lagi, badannya menjadi kaku seketika dan entah bagaimana... ayah menggerakkan tangannya untuk bersedekap, seakan-akan ingin memenuhi panggilan-Nya untuk sholat. Ibu tak dapat menahan tangisannya, aku yang baru saja menyaksikan kejadian itu bingung. Air mataku tak mampu keluar, hanya perasaan tak percaya dan teramat bingung yang ada. Aku berjalan mondar-mandir tanpa tahu harus bagaimana. Tak lama dokter masuk dan memberitahu jika ayah telah meninggalkan kami untuk selamanya. Aku masih tak menangis..., aku tak tahu mengapa. Mungkin Allah menguatkan ku, agar aku menguatkan ibu dan adikku.

Kini kami sekeluarga pulang kerumah, bukan pulang seperti biasa ketika kami habis pergi, tetapi pulang dengan keadaan yang lain. Sepanjang perjalanan, langit cerah..., gunung merapi terlihat amat jelas dan gagah. Hem.., mungkin ingin memberi keindahannya yang terakhir untuk ayah.

Ayah mungkin telah pergi, tapi semangatnya, kasih sayangnya, pantang menyerahnya akan terus ada bersama kami bertiga. Kini aku, ibu dan adikku akan bersatu, makin kompak, dan bahu membahu untuk terus dapat membanggakan ayah. Dan aku akan menjaga ibu dan adik, berusaha untuk menjadi tika yang ebih baikAyah.., selamat jalan. love you.. ^^

Baca Lanjutannya »»